Thursday, January 22, 2015

Sejarah Singkat Desa Sindangwangi

Sejarah Singkat Desa Sindangwangi
Jl.Lawanggada No.1 Desa Sindangwangi Kec. Sindangwangi Kab.Majalengka 45474
Wilayah Desa Sindangwangi dahulu disebut " Hutan Pisang " atau "Leuweung Kebon Cau" wilayah ini dijaga seorang yang bernama Bapak Buyut NITAWIJAYA. Mengingat luasnya wilayah Sindangwangi ini sekitar 302,815 hektar. Buyut NITAWIJAYA merasa kewalahan untuk menjaga wilayah yang luas tersebut, khususnya dari pencuri yang sering menjarah ke wilayah Sindangwangi. Akhirnya Buyut NITAWIJAYA meminta bantuan kepada Buyut Samberjaya untuk menjaga wilayah sebelah utara, untuk menjaga wilayah sebelah timur kepada Bapak Buyut Sambara, untuk menjaga wilayah sebelah selatan kepada Bapak Buyut Gununglaya, untuk menjaga wilayah sebelah barat kepada Bapak Buyut Bandong dan untuk menjaga wilayah tengah minta bantuan kepada Bapak Buyut Dayar, Buyut Eusi, Buyut Rabon, dan Buyut Kayem.
Bapak Buyut NITAWIJAYA pekerjaanya menggembala kerbau, ditengah hari, pada saat hujan gerimis, Bapak Buyut NITAWIJAYA biasa menggiring ternak peliharaannya ke kolam Cipedes, pada saat selesai memandikan kerbaunya ia melihat ada gadis-gadis sedang mandi disebelah selatan kolam tersebut dan ternyata mereka adalah para putri dari Khahiyangan, kemudian Buyut NITAWIJAYA mengendap-endap untuk mengintainya dan berniat untuk mencari tempat penyimpanan pakaian para putri yang sedang mandi tersebut. Setelah ia menemukan tempat penyimpanan pakaian para putri, kemudian Buyut NITAWIJAYA mengambil satu stel pakaian dan disembunyikannya.
Setelah para putri tersebut selesai mandi, mereka merasa terkejut karena pakaian salah seorang putri ada yang mencuri, mereka yang pakaiannya ada kemudian menghilang entah kemana, tinggalah seorang putri yang dicuri pakaiannya sehingga ia tidak bisa menghilang sambil menangis terisak ia mengeluarkan kata-kata yang berbunyi sayembara,
"barangsiapa yang menemukan pakaianku, bilamana laki-laki muda usia akan saya akui sebagai saudara, bilamana sebaya akan saya akui sebagai suami, bilamana tua saya akui sebagai ayah, bilamana perempuan muda akan saya akui sebagai adik, bila sebaya saya akui sebagai kakak dan bilamana lebih tua akan saya akui sebagai ibu".
Kemudian muncullah Bapak NITAWIJAYA sambil bertanya ingin menyakinkan kata-kata putri tadi, apakah hanya di mulut saja atau tulus sesuai dengan kata hatinya. Setelah ada jawaban kepastian dari sang putri, kemudian pakaian tersebut diserahkan kembali kepada sang putri.

Sebagai balasan dari sang putri, Bapak Buyut NITAWIJAYA tidak bermaksud ingin mengawini sang putri jelita tersebut, ia hanya menyampaikan satu permintaan agar putri kahiyangan tersebut bersedia memberikan sebuah nama untuk wilayah "Leuweung Kebon Cau" yang sangat luas itu. Akhirnya sang putri memberi nama "SINDANGWANGI" yang mempunyai arti "SINDANG" artinya mampir, WANGI berarti seungit. Jadi arti seluruhnya mampir karena seungit. Kemudian nama SINDANGWANGI ini diabadikan oleh penduduk setempat dan sampai sekarang menjadi nama sebuah desa yang wangi dengan prestasi dan kemajuan pembangunannya hingga menjadi Ibu Kota Kecamatan Sindangwangi (sekarang).


Translate English

Sindangwangi Village area formerly called "Jungle Banana" or "Leuweung Kebun Cau" This region maintained a man named bapak buyut NITAWIJAYA. Considering the vast area of this Sindangwangi around 302.815 hectares bapak buyut NITAWIJAYA feel overwhelmed to maintain such a large area, especially from thieves who often plundered to Sindangwangi region. Finally, buyut NITAWIJAYA have recourse to Samberjaya to keep the area north, to keep the area east to buyut Sambara, to keep the area south to buyut Gununglaya, to keep the territory west to buyut Bandong and to maintain the central region for help to buyut Dayar, buyut Eusi, buyut Rabon, and buyut Kayem.
buyut NITAWIJAYA job herding buffalo, at noon, when the drizzle, buyut NITAWIJAYA ordinary pet to an animal herding Cipedes, when finished bathing water buffalo he saw no girls were bathing in the south of the pool and it turns out they are daughters of Khahiyangan , then buyut  NITAWIJAYA crept to her spies and intend to look for clothes storage area of the princess in the bath. Once he found the princess clothes storage area, then great-grandfather NITAWIJAYA take one set of clothes and hid.
After the completion of the daughter a bath, they were surprised because there are clothes of one daughter who steal, those clothes there and then disappeared somewhere, there lived a princess stolen his clothes so that he could not disappear as she wept she took the words that rang contest ,
"He who find clothes, when young men my age would recognize as brothers, when the same age as her husband would I have to admit, when my parents admit as a father, when young women will I recognize as sister, when the same age as my brother and I admit when older will I recognize as a mother ".
Then came Mr. NITAWIJAYA while asking wanted to convince women's words earlier, if only in the mouth alone or sincere in accordance with his conscience. After no reply certainty of the princess, then the clothes handed back to the princess.

In return of the princess, great-grandfather Mr. NITAWIJAYA not intend want to marry the beautiful princess, he only submit one request for the kahiyangan daughter willing to give a name for the area "Kebun Leuweung Cau" very wide. Finally, the princess gave the name "SINDANGWANGI" which has the meaning of "sindang" means stopping, WANGI means seungit. So stop by because seungit meaning entirely. Then SINDANGWANGI name is immortalized by locals and until now the name of a village that is scented with the achievements and progress of development to become the Capital District Sindangwangi (now).



1 comment:

Media Pokdarwis said...

Pertanyaanya warna baju yang di curi itu warnya apa